Kamis, 03 Juni 2010

Teknologi Informasi

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.
Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:

(1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,

(2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,

(3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.

Kembaran Matahari Ditemukan

Astronom Peru, Jorge Melendez dari Australian National University, dan Ivan Ramirez dari University of Texas di Austin, AS, telah menemukan “kembaran matahari” yang terbaik pada saat ini. Penemuan itu dicapai menggunakan teleskop 2.7 meter Harlan J. Smith di McDonald Observatory. Penemuan mereka menunjukkan bahwa komposisi kimia Matahari tidak seunik seperti yang dikira sebelumnya.

Bintang tersebut, HIP 56948, lebih mirip dengan Matahari daripada apapun juga yang pernah diketahui. Terletak sejauh 200 tahun cahaya di konstelasi Draco, bintang tersebut sekitar semiliar tahun lebih muda dibandingkan Matahari.

Sebelumnya, hanya tiga kembaran matahari yang telah diketahui, masing-masing adalah 18 Scorpii, HD 98618, dan HIP 100963. Namun, walaupun dalam beberapa hal memiliki kemiripan dengan matahari, ketiga bintang tersebut memiliki perbedaan mendasar pada kandungan lithiumnya yang jauh melebihi kandungan lithium pada Matahari. Kandungan lithium yang sangat sedikit pada Matahari sempat membuat para astronom beranggapan bahwa Matahari adalah bintang yang sangat unik diantara bintang-bintang lainnya.

Penemuan kembaran terbaru matahari ini mematahkan anggapan tersebut. HIP 56948 diketahui memiliki kandungan lithium yang sama rendah dengan Matahari. Studi ini juga mengungkap kembaran lain dari Matahari, HIP 73815, yang juga memiliki kandungan lithium yang sama rendah.

Pertanyaan mengenai keunikan pada Matahari berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai “prinsip antropik” (anthropic principle), yang mempertanyakan mengenai apakah ada sesuatu yang khusus pada Matahari yang memungkinkan organisme hidup berkembang di tata surya kita. Penemuan ini tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan tersebut, namun hanya menunjukkan bahwa keunikan itu jelas bukan terletak pada komposisi kimianya.

Temuan Melendez dan Ramirez ini mendukung kebalikan dari prinsip antropik, yang disebut sebagai pandangan “Copernician”, bahwa adalah mungkin keberadaan organisme hidup dapat ditemui di mana saja di alam semesta. Keduanya menyarankan bahwa bintang seperti HIP 56948 dapat menjadi target yang bagus bagi para periset pada program SETI (Search for-Extra Terresterial Intelligence).

Bintang tersebut telah dipelajari oleh Planet Search Program di McDonald Observatory yang dipimpin oleh astronom Bill Cochran dari University of Texas. Cochran beserta timnya menemukan bahwa, seperti halnya Matahari kita, HIP 56948 tidak memiliki planet dari kelas “hot Jupiter” — planet bermassa besar, memiliki periode orbit yang pendek, dan mengedari bintang induknya dalam jarak sangat dekat. Planet sejenis ini diketahui sangat umum. Hingga kini telah ditemukan lebih dari 200 bintang yang memiliki satu atau lebih planet kelas hot Jupiter yang mengorbit.

Pencarian “kembaran matahari” ini dianggap penting, karena para astronom menggunakan Matahari sebagai patokan dalam berbagai studi. Namun demikian, mereka tidak dapat mempelajari Matahari dengan cara yang sama sebagaimana mereka mempelajari bintang yang jauh, karena jaraknya yang terlampau dekat, dan penampakannya yang terlalu terang.

Kembaran matahari yang ditemukan di McDonald akan sangat bermanfaat dalam berbagai bidang dalam astrofisika. Diantaranya, bintang tersebut dapat membantu para astronom yang mempelajari komposisi kimia dari bintang, sekaligus memvalidasi model teoretis dari interior serta evolusi bintang. (astronomy.com)